Berikut ini dibahas pengertian, manfaat dan kaifiyat atau cara berwudhu sesuai tuntunan Rasulullah saw :
A. PENGERTIAN
WUDHU
Wudhu secara bahasa artinya bercahaya atau mencahayakan
diri. Sedangkan menurut istilah adalah mencuci dan mengusap anggota badan
tertentu yang tampak dengan air sebagai persiapan untuk melaksanakan shalat dan
menghadap Allah Swt.[1]
Wudhu adalah syarat dari sahnya shalat. Sebagaimana
firman Allah Swt.,
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى
الصَّلَاةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوا بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ
إِلَى الْكَعْبَيْنِ
“Hai orang-orang yang beriman, apabila
kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan
siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki.” [QS. Al-Maidah: 6].
Seorang ulama berkata: Ketahuilah jika
engkau berwudhu maka sejatinya engkau akan berkunjung kepada Tuhanmu. Maka
hendaklah kamu bertaubat kepada-Nya karena ia menjadikan setiap basuhan pada anggota
wudhu dengan air sebagai upaya membersihkan dirimu dari dosa. Ketika engkau
berkumur-kumur seolah-olah engkau membersihkan lisanmu dari dusta, ghibah, dan
namimah. Allah Swt. menggantikan lisanmu dengan dzikir dan tilawah Al-Quran.[2]
Selain sebagai penggugur dosa dari perbuatan salah yang
pernah dilakukan, wudhu pun memiliki manfaat baik dimensi duniawi maupun
ukhrawi. Dari segi duniawi wudhu dapat memberikan kesegaran bagi tubuh dan
menghindari diri dari sifat malas. Sedangkan dari segi ukhrawi selain menjadi
penggugur dosa, orang yang senantiasa menjaga wudhu akan dikenal Rasulullah Saw.
di Padang Mahsyar melalui basuhan pada anggota wudhunya, sebagaimana hadis
berikut ini:
عن أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُوْلَ اللَّهِ g خَرَجَ إِلَى الْمَقْبَرَة،ِ
فَقَالَ: «السَّلَامُ عَلَيْكُمْ دَارَ قَوْمٍ مُؤْمِنِينَ وَإِنَّا
إِنْ شَاءَ اللَّهُ بِكُمْ لَاحِقُونَ وَدِدْتُ أَنِّي قَدْ رَأَيْتُ إِخْوَانَنَا» قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ أَلَسْنَا إِخْوَانَكَ؟
قَالَ: «بَلْ أَنْتُمْ أَصْحَابِي، وَإِخْوَانِي الَّذِينَ لَمْ
يَأْتُوا بَعْدُ وَأَنَا فَرَطُهُمْ عَلَى الْحَوْضِ» قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ كَيْفَ تَعْرِفُ مَنْ
يَأْتِي بَعْدَكَ مِنْ أُمَّتِكَ؟ قَالَ: «أَرَأَيْتَ لَوْ كَانَ لِرَجُلٍ خَيْلٌ غُرٌّ مُحَجَّلَةٌ
فِي خَيْلٍ بُهْمٍ دُهْمٍ أَلَا يَعْرِفُ خَيْلَهُ؟» قَالُوا: بَلَى قَالَ: «فَإِنَّهُمْ يَأْتُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ غُرًّا
مُحَجَّلِينَ مِنْ الْوُضُوءِ وَأَنَا فَرَطُهُمْ عَلَى الْحَوْضِ».
Dari Abu Hurairah Ra.
bahwa Rasulullah Saw. keluar dari pekuburan, lantas beliau mengucapkan:
"Assalamu'alaikum, wahai penghuni negeri kaum mukmin! Kami insya Allah
akan menyusul kalian. Aku ingin melihat saudara-saudaraku!" Mereka
berkata: ‘Wahai Rasulullah, Bukankah kami ini adalah saudaramu?’ Beliau
menjawab: "Tentu saja, kalian adalah sahabat dan saudaraku dan tidak
akan datang lagi setelah ini. Aku akan mendahului kalian menuju Haudh." Mereka
berkata: ‘Wahai Rasulullah! Bagaimana engkau tahu orang-orang
setelah engkau dari umatmu?’ Beliau bersabda: "Apakah kamu tahu
kalau seseorang mempunyai seekor kuda yang memiliki tanda berwarna putih di
ujung kepalanya, berada di antara kuda-kuda yang hitam pekat? Bukankah ia akan
mengenali kuda-kudanya?" Mereka berkata: "Ya,
tentu!" Beliau
meneruskan sabdanya: "Mereka akan datang pada hari kiamat dengan wajah
bersinar karena bekas wudhu, dan aku tidak mendahului mereka masuk ke dalam
telaga (Haudh)." [HR. An-Nasa'i].
Rasulullah Saw. akan mengetahui umatnya dari bekas
basuhan air wudhu. Oleh karenanya apabila ia ingin menunjukkan supaya lebih
jelas maka sempurnakanlah ibadah wudhunya.
C.
KAIFIYAT WUDHU
Wudhu memiliki kedudukan yang utama dalam Islam, bahkan
salah satu pembuka pintu surga adalah dengan wudhu, Rasulullah Saw. bersabda:
«مِفْتَاحُ الصَّلَاةِ الْوُضُوءُ، وَمِفْتَاحُ الْجَنَّةِ
الصَّلَاةُ».
“Kunci shalat adalah wudhu, adapun kunci
surga adalah shalat.” [Musnad Abu Daud At-Thayalisi].
Sebagaimana halnya anak kunci dapat membuka pintu apabila
geriginya sesuai dengan lubang
kuncinya. Demikian
pula halnya shalat dan wudhu dapat membuka pintu surga apabila sesuai dengan
petunjuk Rasulullah Saw. Di
bawah ini kami tunjukkan beberapa keterangan kaifiyat wudhu sebagaimana
petunjuk Rasulullah Saw. melalui hadits yang diriwayatkan oleh Utsman bin ‘Affan:
عَنْ حُمْرَانَ مَوْلَى عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ أَنَّهُ
رَأَى عُثْمَانَ بْنَ عَفَّانَ دَعَا بِوَضُوءٍ فَأَفْرَغَ عَلَى يَدَيْهِ مِنْ
إِنَائِهِ فَغَسَلَهُمَا ثَلَاثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ أَدْخَلَ يَمِينَهُ فِي
الْوَضُوءِ ثُمَّ تَمَضْمَضَ وَاسْتَنْشَقَ وَاسْتَنْثَرَ ثُمَّ غَسَلَ وَجْهَهُ
ثَلَاثًا وَيَدَيْهِ إِلَى الْمِرْفَقَيْنِ ثَلَاثًا ثُمَّ مَسَحَ بِرَأْسِهِ
ثُمَّ غَسَلَ كُلَّ رِجْلٍ ثَلَاثًا ثُمَّ قَالَ رَأَيْتُ النَّبِيَّ g يَتَوَضَّأُ نَحْوَ وُضُوئِي هَذَا وَقَالَ: «مَنْ تَوَضَّأَ نَحْوَ وُضُوئِي
هَذَا ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ لَا يُحَدِّثُ فِيهِمَا نَفْسَهُ غَفَرَ اللَّهُ
لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ».
Dari Humran maula Utsman
bin 'Affan: Bahwa ia
melihat Utsman bin 'Affan meminta agar diambilkan air wudhu. Ia lalu menuangkan
air dari bejana itu pada
kedua tangannya, lalu ia basuh kedua tangannya hingga tiga kali. Kemudian ia
memasukkan tangan kanannya ke dalam air wudhunya, kemudian berkumur, memasukkan
air ke dalam hidung dan mengeluarkannya. Kemudian membasuh mukanya tiga kali,
membasuh kedua lengannya hingga siku tiga kali, mengusap kepalanya lalu
membasuh setiap kakinya tiga kali. Setelah itu ia berkata: ‘Aku telah melihat Nabi Saw. berwudhu seperti wudhuku ini.’ Beliau lalu bersabda: "Barangsiapa berwudhu
seperti wudhuku ini, kemudian dia shalat dua rakaat dan tidak berbicara antara
keduanya, maka Allah mengampuni dosanya yang telah lalu.” [HR. Bukhari].
Adapun kaifiyat wudhu secara rinci sebagai berikut:
1.
Membaca Basmalah
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ:
قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ g: «كُلُّ كَلَامٍ أَوْ أَمْرٍ ذِيْ بَالٍ لَا
يُفْتَحُ بِذِكْرِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ فَهُوَ أَبْتَرُ أَوْ قَالَ أَقْطَعُ».
Dari Abu Hurairah Ra. Rasulullah Saw. pernah bersabda: "Setiap
ucapan atau urusan yang tidak diawali dengan menyebut nama Allah Swt. maka
terputus (dari rahmat Allah Swt)." [HR. Ahmad].
2.
Mencuci kedua
telapak tangan
dan berkumur
Setelah membaca basmalah dilanjutkan
dengan mencuci kedua telapak tangan, lalu berkumur-kumur dan beristinsyaq (menghirup
air ke hidung), serta mengeluarkannya kembali dari hidung, hal ini maksimal
dilakukan sebanyak tiga kali.
Ketika berkumur-kumur dapat dilakukan dengan
cara mengambil air dengan kedua telapak tangan. Lalu dimasukan sebagian ke dalam mulut untuk
berkumur-kumur dan sebagian lagi ke dalam hidung bisa satu kali, dua kali, atau
tiga kali.
3.
Membasuh muka
Tahap ketiga, dilanjutkan
dengan mengambil air dengan kedua telapak tangan. Lantas dibasuhkan ke muka dengan merata, lakukan maksimal
sebanyak tiga kali.
4. Mencuci tangan sampai dengan sikut
Selanjutnya
tahap keempat, mencuci
kedua tangan sampai
sikut. Caranya alirkan air dari ujung jari sampai ke sikut atau lebihkan
sedikit. Dalam prosesnya dahulukan tangan sebelah kanan setelah sempurna, lalu
lanjutkan mencuci tangan sebelah kiri dengan sempurna pula. Lakukan maksimal
sebanyak tiga kali.
5.
Mengusap kepala
dan telinga
Tahap
kelima, basahi dulu kedua telapak tangan lalu letakkan keduanya di kepala
bagian depan. Lantas usapkan ke belakang
sampai ke tengkuk, lalu usapkan
kembali mengarah ke kepala bagian depan.
Setelah
itu, mengusap kedua daun
telinga dengan cara bagian dalam telinga diusap oleh telunjuk, sedangkan bagian luarnya diusap oleh ibu jari. Prosesnya dimulai dari bawah telinga mengarah ke atas
dengan merata.
Mengusap kepala dengan telinga ini cukup dilakukan satu kali.
6.
Mencuci kaki
Tahap keenam, alirkan air terlebih
dahulu pada kaki sebelah
kanan ratakan hingga mata kaki, sambil membasuh sela-sela jari dan tumitnya.
Dilanjutkan dengan membasuh kaki sebelah kiri, lakukan hal yang sama. Mencuci
kaki ini maksimal dilakukan sebanyak tiga kali.
7.
Berdoa setelah wudhu
Setelah rangkaian wudhu dilakukan dengan tertib, dilanjutkan
dengan membaca syahadat sebagaimana riwayat Umar bin Khaththab, Nabi Saw. bersabda:
مَا مِنْكُمْ
مِنْ أَحَدٍ يَتَوَضَّأُ فَيُسْبِغُ الْوُضُوءَ، ثُمَّ يَقُولُ: أَشْهَدُ أَنْ لَا
إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، إِلَّا فُتِحَتْ لَهُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ الثَّمَانِيَةُ، يَدْخُلُ مِنْ أَيِّهَا شَاءَ.
“Tiadalah
diantara kalian yang berwudhu lalu ia menyempurnakan wudhunya, kemudian ia
membaca: ASYHADU
ALLAA ILAAHA ILLALLAAH WAHDAHUU LAA SYARIIKALAH, WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAN
‘ABDUHUU WA RASUULUH (Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah semata, tiada
sekutu bagi-Nya dan
aku bersaksi sesungguhnya Muhammad itu hamba-Nya dan utusan-Nya) kecuali akan dibukakan baginya delapan pintu surga, ia dapat masuk
melalui pintu mana saja yang dikehendakinya.” [HR. Muslim].
***
[1] Drs. Uu Suhendar, M.Ag, Panduan Lengkap Shalat Wajib
dan Sunat, Ar-Razi: Tasikmalaya, (2017), hal 12.
[2] Dr. Muhammad Khair Fatimah, Al
Adab Al Islami li An-Nasyiah, Darul Khair, Beirut: Libanon, (1422 H/2001 M), Jilid
1, hal 25.
Demikian panduan wudhu disertai pengertian dan manfaatnya. Semoga Bermafaat