Reading Fitri 1442 H:
Ahmad Salimin Dani
JANGAN PESIMIS
Oleh : Ust. Ahmad Salimin Dani (DDI Bekasi)
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبده وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ.
أَمَّا بَعْدُ مَعَاشِرَ المُؤْمِنِيْنَ عِبَادَ اللهِ:
اَتَّقُوْا اللهَ تَعَالَى؛ فَإِنَّ مَنِ اتَّقَى اللهَ وَقَاهُ، وَأَرْشَدَهُ إِلَى خَيْرِ أُمُوْرِ دِيْنِهِ وَدُنْيَاهُ.
اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ ِللهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً، لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ، صَدَقَ وَعْدَهُ، وَنَصَرَ عَبْدَهُ، وَأَعَزَّ جُنْدَهُ، وَهَزَمَ اْلأَحْزَابَ وَحْدَهُ، لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ، لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ. اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ وَفَّقَنَا ِلإِتْمَامِ شَهْرِ رَمَضَانَ وَأَعَانَناَ عَلىَ الصِّيَامِ وَالْقِيَامِ وَجَعَلَنَا خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ للِنَّاسِ. نَحْمَدُهُ عَلَى تَوْفِيْقِهِ وَهِدَايَتِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ الْمَلِكُ الْحَقُ الْمُبِيْنُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ خَاتَمُ النَّبِيِّيْنَ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنَ، أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ، وَأَحُسُّكُمْ عَلَى طَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ
Allahu Akbar, wa lillahilh hamd Dengan bersyukur ke hadirat Allah SWT atas karunia dan rahmat-Nya pagi hari yang berbahagia ini kita menyambut kedatangan hari yang agung, hari raya fitri, hari raya kemuliaan dan kesucian.
Dengan rasa haru dan penuh ikhlas, kita semua melepas bulan Ramadhan, bulan yang mulia yang dipenuhi dengan ampunan dan karuniaNya.
Hadirin yang berbahagia
Marilah kita panjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT, atas limpahan karunia yang tiada terhingga kepada kita sekalian, terutama nikmat iman dan Islam. Sehingga di pagi hari yang indah ini kita dapat berkumpul bersama, bersimpuh dihadapan-Nya falam merayakan Iedul Fitri, 1 Syawal 1442 H.,
Sejak tadi malam, sejak matahari terbenam kita semua mengucapkan takbir, tahmid dan tahlil, mengagungkan asma Allah secara bersamaan.
Karena pada tahun ini menurut perhitungan hisab wujudul hilal idul fitri jatuh pada hari kamis tanggal 13 Mei 2021,
Hadirin yang berbahagia
Sudah lebih dari satu tahun kita dilanda musibah pandemi virus Corona dan sudah banyak yang tertulari baik di tanah air maupun di seluruh Dunia.
Berjuta orang telah wafat dan berjuta orang juga jatuh kepada kemiskinan karena krisis ekonomi akibat dari tidak normalnya kehidupan bisnis maupun mata pencaharian.
Oleh karena itu lebaran kali ini kita belum bisa merayakan secara normal seperti dahulu, kita masih tetap prihatin sebagaimana halnya lebaran tahun yang lalu.
Dampak dari wabah ini sangat luarbiasa, bukan hanya kepada derajat kesehatan, tetapi juga berakibat kepada aspek kehidupan lain secara menyeluruh.
Selain ekonomi yang hancur, juga relasi sosial terganggu dan kehidupan keagamaan juga banyak yang beradaptasi dengan keadaan.
Untuk itu tetaplah kita waspada, berikhtiar semaksimal mungkin untuk menjaga diri dan keluarga, agar tidak terkena terlalu jauh dari dampak musibah Pandemi Corona 19 ini.
Jika di antara kita ada yang diberi kelonggaran rizqi, hendaklah memperhatikan orang orang di sekitar kita.
Bantulah mereka jika membutuhkan pertolongan, ringankanlah beban mereka yang sedang dalam kesusahan.
Perumpamaan kehidupan masyarakat bagi kaum Muslimin laksana satu jasad, Ketika satu anggota badan sakit maka sekujur badan juga merasakan sakit.
Ketika ada seorang warga muslim tetangga dalam kesusahan maka masyarakat muslim yang lainnya ikut merasakan kesusahan. Oleh karena itu banyaklah berbuat baik kepada orang orang yang Allah suruh kita berbuat baik sebagai mana firman Allah Swt. dalam Surat An-Nisa ayat 36.
وَاعۡبُدُوا اللّٰهَ وَلَا تُشۡرِكُوۡا بِهٖ شَيۡــًٔـاؕ وَّبِالۡوَالِدَيۡنِ اِحۡسَانًا وَّبِذِى الۡقُرۡبٰى وَالۡيَتٰمٰى وَ الۡمَسٰكِيۡنِ وَالۡجَـارِ ذِى الۡقُرۡبٰى وَالۡجَـارِ الۡجُـنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالۡجَـنۡۢبِ وَابۡنِ السَّبِيۡلِ ۙ وَمَا مَلَـكَتۡ اَيۡمَانُكُمۡؕ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ مَنۡ كَانَ مُخۡتَالًا فَخُوۡرَا
Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat-baiklah kepada kedua orang tua, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri.
Hanya orang orang bakhil sajalah yang tidak mau memberi bantuan dan berbuat baik pada orang lain, dan kalaupun mereka memberi bantuan sangat terpaksa dan riya’
Padahal Allah tidak akan merugikan sedikitpun terhadap orang yang hartanya dipakai untuk membantu orang lain bahkan untuk setiap kebaikan Allah melipat gandakan dan harta yang di infakkan. Allah berikan balasan rizki yanb berlimpah dan pahala yang sangat besar.
اِنَّ اللّٰهَ لَا يَظْلِمُ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ ۚوَاِنْ تَكُ حَسَنَةً يُّضٰعِفْهَا وَيُؤْتِ مِنْ لَّدُنْهُ اَجْرًا عَظِيْمًا
Sungguh, Allah tidak akan menzalimi seseorang walaupun sebesar dzarrah, dan jika ada kebajikan (sekecil dzarrah), niscaya Allah akan melipat gandakan balasan dan memberikan pahala yang besar dari sisi-Nya. (An-Nisa: 40)
Allahu Akbar Walillailham.
Hadirin Yang berbahagia
Dalam ajaran agama Islam, datanvnya musibah belum tentu berdampak buruk, tetapi terkadang di balik musibah itu ada kebaikan dan hikmah yang bisa di jadikan sebagai pelajaran.
Sebagaimana Allah berfirman dalam surat An-Nisa ayat 17:
فَعَسٰٓى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْـًٔا وَّيَجْعَلَ اللّٰهُ فِيْهِ خَيْرًا كَثِيْرًا
“Maka boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah di balik musibah Covid-19 yang sedang melanda dunia dewasa ini, banyak sekali hikmah kebaikan yang bisa kita ambil: misalnya kita makin perduli dengan kebersihan yang selama ini kita abaikan.
Secara teologis kita makin tersadarkan bahwa manusia itu makhluk yang lemah dan kekuasaan Allah sangatlah besar
Dengan menciptakan makhluk yang sangat kecil tetapi bisa membuat mangsa tidak berdaya
Dan Pandemi Covid 19 ini dapat menyadarkan kita, bahwa kematian itu sesuatu yang dekat dan akan menimpa semua manusia.
Dengan musibah ini makin banyak orang yang diberi hidayah oleh Allah lebih taat kepada agama dan lebih mendekatkan diri kepada Allah. banyak juga orang yang tertutup hatinya, makin menjauh dari Agama hatinya tidak tersentuh sedikitpun oleh keprihatinan manusia, dia tetap serakah dan pelit, berani melakukan kecurangan mengambil hak orang lain bahkan mengambil hak orang yang sepatutnya mereka bantu.
Hadirin yang berbahagia
Shaum Ramadhan, merupakan masa kontemplasi mendekatkan diri kepada Allah, mengabaikan kehidupan lahiriah melatih batiniyah supaya lebih sempurna.
Puasa laksana masa inkubasi peralihan bentuk yang terjadi pada binatang. Seperti seekor ulat ketika ingin metamorfosa menjadi kupu-kupu ia harus menjadi kepompong terlebih dahulu, berpuasa menutup diri dalam waktu yang cukup lama. Oleh karena itu, Jika kepompong mampu merubah ulat menjadi kupu-kupu yang indah, maka shaum romadhan diharapkan menjadikan manusia makin bertaqwa kepada Allah SWT.
Dengan Suami Ramadhan diharapkan kita berubah menjadi hamba Allah yang dicintai dan selalu dilindungi Allah. Menjadi hamba Allah yang diberi jaminan kebahagiaan di dunia dan akherat.
Sebagaimana Allah gambarkan karakter penghuni syurga dalam surat ali Imron ayat 17.
اَلصّٰــبِرِيۡنَ وَالصّٰدِقِــيۡنَ وَالۡقٰنِتِــيۡنَ وَالۡمُنۡفِقِيۡنَ وَالۡمُسۡتَغۡفِرِيۡنَ بِالۡاَسۡحَارِ
Orang-orang yang selalu sabar, orang yang tetap jujur, orang yang sangat taat, orang yang sering menginfakkan hartanya, dan orang yang selalu memohon ampunan kepada Allah pada waktu fajar.
Dengan shaum diharapkan kita akan semakin sabar. Sabar dalam melaksanakan perintah Allah walau dalam keadaan sulit, terutama sabar ketika musibah datang seperti saat ini. Kita harus bisa bersabar menghadapi ujian Pandemi Covif 19 ini, sebagaimana sabarnya para Nabi ketika mendapat cobaan. Sabar ketika menjauhi sesuatu yang diharamkan Allah, sabar ketika kita dapat anugerah kenikmatan dengan tidak sombong dan kikir.
Dalam tuntunan ajaran syari'at Islam, orang sabar akan medapatkan anugerah kebaikan yang berlimpah.
Dengan shaum kita menjadi orang yang lebih jujur, baik dalam perkataan maupun dalam tindakan.
Kejujuran dilatih selama shaum walaupun tidak ada yang melihat kita berpuasa kita melaksanakannya dengan penuh ketaatan. Orang jujur melahirkan keberuntungan hidup dan mengekalkan keberokahan dari Allah SWT.
Sabda Rosululloh SAW:
“hendaklah kamu sekalian bersikap jujur, karena jujur itu akan menuntunmu kepada kebaikan, dan kebaikan akan membawamu ke surga” (HR Muslim)
Dengan shaum kita menjadi orang taat, bagaimana tidak kita hampir duapuluh empat jam berada dalam suasana ruhaniyah yang tinggi, waktu diisi dengan ibadah dan pendekatan diri kepada Allah.
Hal ini akan merefleksi kepada ketaatan pada aturan agama maupun negara. Banyak sekarang manusia mengabaikan hukum dan aturan sehingga banyak yg melakukan pelanggaran.
Penjara penuh dengan narapidana sehingga banyak yang over kapasitas, tapi bagi kita berkeyakinan bahwa jika orang bersalah melanggar hukum walaupun tidak tertangkap di dunia, mereka akan mendapatkan pengadilan di akherat jika tidak diampuni akan mendapat siksaan yang amat pedih.
Dengan shaum kita menjadi orang yang dermawan, laparnya dan haus orang yang berpuasa akan melahirkan kesadaran kepedulian sosial terhadap penderitaan orang lain.
Kepedulian itulah yang melahirkan kedermawanan, dan murah hati itu pangkal dari kebahagiaan abadi yang dia rasakan.
Dengan shaum juga kita dibiasakan bangun sebelum subuh untuk makan sahur dan sekaligus istighfar memohon ampun kepeda Allah.
Istighfar di waktu sahur inilah mengundang kecintaan Allah dan memberikan ampunan dari segala kesalahan yang telah dilakukan
Jamaah solat Ied Fitri yang dimulyakan Allah,
Sebagai umat Islam, dalam menghadapi wabah seperti sekarang ini dilarang pesimis apalagi xampai putus asa.
Berdoalah kepada Allah semoga wabah ini cepat berlalu, sambil berusaha dengan pendekatan akal dan ilmu pengetahuan untuk berikhtiar mencaribibatnya.
Yaitu dengan terus menerapkan protokol kesehatan, hidup sehat dan melaksanakan vaksinasi sebagai ikhtiar.
Sebagai umat Islam, kita dianjurkan untuk mengikuti rujukan yang sesuai dengan petunjuk Allah dan rasulnya.
Yait taat pada perintah Allah dan Rasulnya dan ikuti saran serta perintah para ulama yanh sholeh, dan meminta tolong kepada Allah. Sebagai mana Allah perimtahkan:
وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ
“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk.” (QS Al-Baqarah : 45).
Tidak bosan dan terus melakukan doa dengan penuh kesabaran disertai dengan melaksanakan shalat baik yang wajib maupun yang di sunah kan. Nabi sendiri ketika mendapat kesulitan selalu berdialog dengan Allah melalui shalat. Karena shalat merupakan sarana menyampaikan permohonan ke pada Allah yang sangat efektif.
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا حَزَبَهُ أَمْرٌ، صَلَّى
“Dulu jika ada perkara yang menyusahkan. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, bermunajat dengan shalat sebagai media nya” (HR Abu Dawud).
Yang kedua, mengikuti pendapat para ilmuan akhli yang kompeten dibidang kesehatan untuk mengetahui langkah dan cara yang tepat untuk terhindar dari tertular wabah yang sedang melanda.
Firman Allah surat an-Nahl ayat 43:
فَسۡـــَٔلُوۡۤا اَهۡلَ الذِّكۡرِ اِنۡ كُنۡتُمۡ لَا تَعۡلَمُوۡنَۙ
“Bertanyalah kepada orang yang berilmu jika kamu tidak mengetahui”.
Hadirin Jamaah Solat Ied Fitri yang berbahagia
Di akhir khutbah ini. saya mengajak para jema'ah sekalian. Marilah kita tetap teguh dalam memoertahankan keimanan dan keislaman, walaupun dalam suasana prihatin. Kita tetap istiqomah tidak terbawa arus dan terombang ambing oleh kehidupan sekeliling kita.
Perumpaman yang bagus dan hikmah yang sederhana kita ambil dari kehidupan ikan di lautan, mereka hidup dan berada dalam air yang rasanya asin tetapi tidak menyebabkan dirinya asin, selama ikan itu hidup badanya bisa menetralisir pengaruh luar.
Untuk itu bersabarlah atas cobaan dan hendaknya kita dan keluarga selalu berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah, istiqamah dalam menghadapi kehidupan,
Mantapkan ukhuwah Islamiyah, tekunlah melaksanakan ibadah dan ingatlah selalu bahwa hidup kita ini terbatas, sebentar waktunya, dan kita akan kembali kahdirat-Nya dan mempertanggung jawabkan atas segala yang telah kita lakukan
Semoga kita selalu mendapat lindungan dari Allah, selalu sehat, selamat dan barakah. Semoga Allah menerima segala amal ibadah kita dan memaafkan segala dosa dan kesalahan kita, serta membimbing terus supaya kita berada di jalan yang benar, yaitu jalan orang orang yang diridhai Allah bukan jalan orang yang sesat dan dimurkai Allah Swt. amiin.