Abu Ubaidah dan Umar
oleh : Tutik Hasanah
Sungguh keduanya mencoba memahami peristiwa dan melaksanakan keta'atan pada Rasulullah.
Kisah respon terhadap Thaun 'Amawas adalah tentang cinta dan keta'atan.
Ini adalah suatu puzzle yang semakin hari semakin lengkap.
Saat Rasulullah hijrah, Rasulullah mendapati di pusat kota Medinah ada aneka ragam penyakit menular.
Ada dua yang paling parah, yaitu demam mematikan dan penyakit pes.
Allah dengan kasih sayangnya memberikan satu kesempatan, memindahkan satu penyakit.
Rasulullah memandang demam lebih ringan, dan memilih penyakit pes yang dipindah.
Penyakit pes dipindah ke Syam.
Dalam keadaan serba kekurangan, kaum Muhajirin yang banyak kelaparan, nutrisi tak mencukupi, obat tak memadai.
Para sahabat mulai sakit satu persatu, ditimpa demam mematikan.
Agama belum tegak, Madinah dihinggapi aneka issue, Rasulullah berduka.
Bagaimana nasib dakwah Islam jika para sahabat sakit atau bahkan wafat tersebab demam?
Rasulullah kembali menengadahkan tangan, meminta agar Allah melakukan sesuatu, mengangkat beban derita akibat demam.
Rasulullah kemudian bermimpi, seorang wanita berkulit hitam berambut gimbal keluar dari pusat kota Madinah hingga mencapai Juhfah.
Rasulullah menceritakan mimpinya dan berkesimpulan bahwa kuman demam telah dipindah ke Juhfah.
Juhfah lalu diisolir, tak boleh ada rute perjalanan lewat Juhfah, dan tak boleh ditinggali.
Rasulullah mempelajari bangsa-bangsa, terpukau dengan kehebatan Romawi dan kecintaan mereka pada nabi Isa.
Rasulullah meminta agar bangsa Romawi menjadi ummatnya.
Tak ada jawaban langsung, hanya kabar ditaklukannya Konstantinopel.
Saat Rasulullah dalam keadaan lebih tenang sesudah Hudaibiyyah, surat-surat dakwah telah terkirim.
Rasulullah memutuskan menjajal Romawi.
Pasukan besar disiapkan, orang-orang tercinta diutus menjadi pemimpinnya.
Pada perang Mu'tah
*Jafar Ath Thoyyar - syahid,
*Zayd bin Haritsah - syahid
*Abdullah Bin Rowahah - syahid
Khalid bin Walid kemudian membawa sisa pasukan kembali ke Madinah.
Rasulullah menerima kabar kuatnya pasukan Romawi dari berbagai segi.
Hati Rasulullah bimbang,
Syam adalah negeri yang harus segera ditaklukan. Bagaimana nasib pasukannya kelak?
Pada Syam ada wabah penyakit pes yang dahulu Rasulullah minta pindahkan.
Dan pasukan Romawi yang dihadapi sangat kuat?
Dua masalah sekaligus.
Allah yang Maha Pengasih Maha Penyayang kembali memberikan satu kesempatan pilihan,
Pasukan Islam syahid karena bertempur atau
syahid karena penyakit pes?
Rasulullah memilih, syahid karena penyakit pes.
Suatu pilihan yang bijak.
Karena meski pasukan Islam lemah, banyak yang wafat, kekuatan berkurang 2/3 nya , tetapi Romawi tidak berani mendekat, takut wabah.
Saat wabah benar-benar terjadi, tak ada rasa kaget.
Ini adalah konsekuensi pilihan.
Namun situasi tetap chaos, tidak semua tahu kisah do'a Rasulullah,
pasukan dalam rasa takut, ketika separoh lebih sakit, bagaimana jika Romawi menyerang tiba-tiba?
Abu Ubaidah menenangkan,
memberi perspektif tentang apa yang sedang terjadi.
*Pidato Abu Ubaidah yang berhasil,*
*sehingga tidak ada yang kabur dari Amawas, dan penyakit tidak menyebar.*
Ini adalah kesempatan syahid,
suatu pilihan Rasulullah,
Abu Ubaidah menerimanya.
Lain halnya dengan Amr Bin Ash,
Lain hal dengan Umar, sang Amirul Mukminin.
Amr Bin Ash mendengar hadits-hadits penaklukan Syam, ia ingin menjadi pelaksana hadits-hadits itu,
Ia sekuat tenaga menyelamatkan pasukan.
Adapun Umar, dipundaknya kelangsungan estafeta dakwah Islam.
Umar merasakan beban berat kepemimpinan.
Umar tahu sulitnya memimpin.
Umar telah memilih, siapa yang akan memimpin ummat Islam sesudahnya.
Umar telah menetapkan hati pada Salim Maula Abi Hudzaifah.
Tapi, takdir Salim adalah syahid, beberapa tahun sebelum itu.
Umar lalu memilih dan memilih, ia menetapkan hati bahwa yang paling tepat menjadi Khalifah sesudahnya adalah Abu Ubaidah Bin Jarrah.
Saat Thaun melanda,
Umar bimbang, bagaimana ia membaca peristiwa?
Perkataan Rasulullah mana yang ia laksanakan dalam memahami Thaun 'Amawas?
Umar memilih perkataan Rasulullah yang disampaikan Abdur Rahman Bin Auf.
Umar memilih tak memasuki wabah.
Umar memiliki banyak tugas yang belum ia tunaikan.
Umar mengingat masa depan ummat Islam, Abu Ubaidah harus ia selamatkan, demi tegaknya kepemimpinan esok hari.
Abu Ubaidah memahami hajat Umar pada dirinya,
Tapi bagi Abu Ubaidah, Thaun 'Amawas adalah pintu syahid.
Ia tak akan merasa menjadi diri paling penting, sehingga harus selamat duluan.
Meskipun sungguh tampak penting, bahwa ia ibarat putra mahkota, tapi Abu Ubaidah memilih tetap bersama pasukan.
'Amr Bin 'Ash bolak balik mencoba memberikan solusi pada Abu Ubaidah.
'Amr bin 'Ash punya cita Konstantinopel,
Sebelum Konstantinopel ada ribuan kilometer bumi Syam yang harus ditaklukan dulu.
Maka ia harus selamat.
Sisa pasukan harus selamat.
Hingga 'Amr Bin Al 'Ash menemukan solusi dan bisa melaksanakannya
Ada cara dalam berdo'a, diantaranya meminta satu persatu.
Do'a dibarengi usaha, Misal meski penyakit demam telah dipindah le Juhfah, ada hal yang perlu dilakukan sesudahnya, mengisolir Juhfah.
Harus ada tujuan dalam mengambil keputusan.
Harus ada tekad dalam melaksanakan keputusan.
Dalam hujan memohon diangkatnya penyakit mematikan