Makna Ucapan Assalamualaikum Bagi Perdamaian Dunia

Mengucapkan salam (Assalamualaikum dan waalaikumsalam) merupakan hal yang sangat dianjurkan dalam Islam sehingga hukumnya adalah sunnah, sedang bagi yang mendengarnya menjawabnya hukumnya wajib.

Salam yang diajarkan oleh Rasulullah SAW kepada umat Islam dan itu mengandung doa untuk memberi kedamaian, tak hanya kepada satu orang itu (si pendengar) saja, tapi juga kepada semuanya, mencakup sekitarnya, keluarganya, lingkungannya, bahkan hewan peliharaannya. Itu termasuk sunnah dan dapat pahala

Ucapan Assalamualaikum dan waalaikumsalam berisi harapan atau doa yang baik, dan orang yang mengucapkan serta menjawabnya jelas mendapat pahala dari Allah SWT. Selain itu hal tersebut ditujukan untuk mempererat persaudaraan antar manusia sehingga tercipta kedamaian di muka bumi.


Untuk lebih memahami apa arti dan makna salam tersebut simak penjelasan di bawah ini:
Salam adalah sesuatu yang akrab dalam kehidupan kita sebagai kaum muslim sehari-hari. Masuk rumah berucap salam, bertemu sahabat kita berucap salam, dan dalam pertemuan-pertemuan tertentu pembukaan dan penutupnya tak lain tak bukan adalah salam.
Dalam Islam, salam tersebut dilafalkan dalam Assalamulaikum, sedangkan jawabannya adalah waalaikumussalam. Lengkapnya adalah Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuhu, dan jawab lengkapnya yaitu waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuhu.

Terjemahannya dalam bahasa indonesia dari Assalamualaikum adalah: semoga keselamatan menyertaimu.

Dan untuk lengkapnya Assalamualaikum warahmatullahi wa barakatuhu artinya, semoga keselamatan menyertaimu, beserta rahmat dari Allah, beserta barakah dari Allah juga. Sedangkan untuk jawaban salamnya artinya juga sama.
Jika di-indonesiakan,
“Semoga keselamatan menyertaimu” untuk Assalamualaikum
“Dan semoga keselamatan (juga) menyertaimu” untuk waalaikumussalam
Salam tak lain adalah doa. Salam bermakna harapan untuk Allah memberikan keselamatan pada yang dituju. Pun bermakna harapan untuk Allah memberikan keselamatan juga kepada yang mengucap dan mengawali.

CARA MENJAWAB UCAPAN SALAM 
Ucapan salam "Assalamu'alaikum..." (اَلسَّلاَÙ…ُ عَÙ„َÙŠْÙƒُÙ…ْ) adalah salam Islam atau salam khusus di kalangan umat Islam. Mengucapkannya sunah, namun menjawabnya wajib.

Ucapan salam dalam Islam selengkapnya adalah Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuhuh (اَلسَّلاَÙ…ُ عَÙ„َÙŠْÙƒُÙ…ْ ÙˆَرَØ­ْÙ…َØ©ُ اللهِ ÙˆَبَرَÙƒَاتُÙ‡ُ) artinya “Semoga keselamatan dan rahmat Allah serta keberkahan-Nya terlimpah untukmu” atau “semoga Allah melimpahkan keselamatan, rahmat, dan keberkahan untukmu.”

Jawaban salam Islam selengkapnya adalah  wa’alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh (ÙˆَعَÙ„َÙŠْÙƒُÙ…ْ السَّلاَÙ…ُ ÙˆَرَØ­ْÙ…َØ©ُ اللهِ ÙˆَبَرَÙƒَاتُÙ‡ُ) yang artinya "Dan semoga keselamatan dan rahmat Allah serta keberkahannya terlimpah juga kepada kalian".

Cara Menjawab Salam 'Assalamualaikum' dari Non-Muslim
Bagaimana jika orang nonmuslim alias kafir memberi salam "Assalamu'alaiku..." kepada kita (muslim)? Bagaimana cara menjawabnya?

Jika seorang nonmuslim mengucapkan salam Assalamu'alaikum, maka jawabnya adalah: WA'ALAIKA, yang artinya "dan semoga bagi Anda juga".

Hal ini telah dicontohkan oleh Rasulullah Saw sebagaimana yang disebutkan oleh Ibnu Jarir dan Ibnu Abi Hathim berikut ini.

Suatu hari ketika Rasulullah SAW sedang duduk bersama para sahabatnya, seseorang datang dan mengucapkan, "Assalaamualaikum". Maka Rasulullah SAW pun membalas dengan ucapan "Waalaikum salaam wa rahmah".

Orang kedua datang dengan mengucapkan "Assalaamualaikum wa rahmatullah". Maka Rasulullah membalas dengan, "Waalaikum salaam wa rahmatullah wabarakatuh".

Ketika orang ketiga datang dan mengucapkan "Assalaamualaikum wa rahmatullah wabarakatuhu." Rasulullah SAW menjawab "Waalaika".

Orang yang ketiga terperanjat dan bertanya, namun tetap dengan rendah hati, "Wahai Rasulullah, ketika mereka mengucapkan salam yang ringkas kepadamu, engkau membalas dengan salam yang lebih baik kalimatnya. Sedangkan aku memberi salam yang lengkap kepadamu, aku terkejut engkau membalasku dengan sangat singkat hanya dengan waalaika."


Rasulullah SAW menjawab, "Engkau sama sekali tidak menyisakan ruang bagiku untuk yang lebih baik. Karena itulah aku membalasmu dengan ucapan yang sama sebagaimana yang dijabarkan Allah di dalam Al-Quran." Ternyata orang ketiga tersebut adalah orang kafir.

Berikut ini ada beberapa hadist rasulullah yang menyebutkan bahwa salam memang merupakan sesuatu yang penting dan utama. Sebagaimana salah satunya yang diriwayatkan oleh muslim,
“Kalian tidak akan masuk surga sehingga beriman, dan tidaklah beriman sehingga saling mencintai. Inginkah aku tunjukkan kepada kalian sesuatu yang jika dilakukan, kalian akan saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kalian.” (HR. Muslim)
Hadist diatas adalah penegasan kaum beriman antara satu sama lain untuk saling mengenal, mencintai, dan mendoakan keselamatan.

Karena dengan cara itu keimanan seseorang menjadi purna. Yaitu dengan saling mencintai satu sama lain dan menyertakan salam untuk meneguhkannya.
Sementara, hadist lain dari abu hurairah menjelaskan soal teknis dan mekanisme salam,
“Dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “(Hendaklah) yang berkendaraan (mendahului) mengucapkan salam kepada yang berjalan kaki; yang berjalan kaki kepada yang duduk; yang sedikit kepada yang banyak”. (Muttafaq ‘alaih)

Hadist diatas menegaskan keutamaan salam dalam praktiknya dari subjek kepada objek. Pertama, orang yang sedang dalam kendaraan kepada pejalan kaki untuk berdoa memberi keselamatan –yang dijawab dengan harap keselamatan juga. Lalu pejalan kaki kepada yang duduk. Dan yang sedikit kepada yang banyak.

Teknis berucap dan menjawab salam ini menunjukkan betapa kaum muslimin benar-benar menjaga hubungan sesama muslim dengan keharmonisan yang baik dan terjaga. Sambung menyambung memberi doa dalam lingkaran harap kebaikan yang tidak terputus.

Ucapan salam dan menjawabnya yang akrab dalam kehidupan kaum muslim sehari-hari kemudian dianjurkan nabi untuk ditempatkan pada beberapa ruang dan waktu tertentu. Contohnya adalah sebagai berikut:
1. KETIKA MEMASUKI RUMAH
Anas bin Malik ra. mengatakan, Rasulullah saw bersabda kepadanya, “Wahai anakku, jika engkau masuk kepada keluargamu maka ucapkanlah salam, niscaya akan menjadi barakah bagimu dan bagi keluargamu.” (HR Tirmidzi)
Hadist diatas adalah pentingnya salam untuk menjaga kebaikan dan keselamatan di dalam rumah. Doa dari orang yang masuk rumah untuk selalu menyambung harap kebaikan yang melindungi rumah dan keluarga dari sesuatu yang kurang baik dan bisa mencelakai. Al-quran sendiri juga ikut menegaskan hal tersebut,
“Maka apabila kamu memasuki rumah-rumah, hendaklah kamu memberi salam kepada (penghuninya, yang berarti memberi salam pada) dirimu sendiri, salam yang ditetapkan dari sisi Allah, yang penuh berkah lagi baik.” (QS An-Nur: 61)
2. KETIKA BERJUMPA KAUM MUSLIM MESKIPUN SAMPAI BEBERAPA KALI
“Jika seseorang di antara kamu bertemu saudaranya lalu mengucapkan salam kepadanya, maka apabila mereka berdua terpisahkan oleh sebatang pohon, dinding atau batu kemudian berjumpa lagi, hendaknya ia mengucap salam (lagi) padanya.” (HR Abu Dawud)
Hadist di atas merupakan keutamaan pesan rasulullah agar sesama kaum muslim saling menjaga kedekatannya dan menyertakan kebaikan atas hal tersebut.
Bahkan keterpisahan sebentar pun tak menghalangi salam yang merupakam doa keselamatan untuk terus diucap-jawabkan. Dalam keterangan yang lain, rasulullah juga menambahkan ketegasan salam itu meskipun kaum muslim berada tidak jauh darinya,
Dari Abu Hurairah ra, (tentang hadits orang yang tidak baik shalatnya) bahwa ia datang lalu shalat, kemudian menghadap Rasulullah saw dan mengucap salam kepadanya, maka Rasulullah pun menjawab salamnya seraya berkata, ‘kembalilah engkau dan (ulangi) shalat, karena engkau belum shalat.’ Maka orang itu pun kembali untuk shalat, kemudian menghadap nabi dan mengucap salam kepadanya, dan hal itu ia lakukan hingga tiga kali.” (Muttafaq ‘alaih)

3. KETIKA MENINGGALKAN MAJELIS
Dari Abu Hurairah ra. berkata, bahwa Rasulullah bersabda, “Apabila seseorang sampai ke sebuah majelis, hendaklah ia ucapkan salam dan jika hendak berdiri (meninggalkan majelis), hendaklah mengucapkan salam. Yang pertama tidaklah lebih utama dari yang terakhir.” (HR Abu Dawud dan Tirmidzi)
Hadist di atas menunjukkan betapa salam merupakan penutup dan sapa perpisahan yang baik. Hal tersebut karena sesama muslim yang akan berpisah masih senantiasa menjaga dan memberikan ucapan kebaikan serta keselamatan.
Teruntuk orang yang akan meninggalkan majelis, ini juga menjadi harapan agar orang yang masih berada di majelis akan mendoakan keselamatannya sampai tempat yang dituju.
4. KETIKA BERTEMU ANAK-ANAK
Dari Anas ra, Ia lewat pada anak-anak seraya mengucapkan salam pada mereka dan berkata, “Adalah Rasulullah saw. melakukan hal itu.” (Muttafaq ‘alaih)
Hadist di atas menunjukkan bahwa teladan rasulullah memang teramat baik. Bahkan dengan anak-anak yang masih kecil saja rasulullah tetap berucap salam yang berarti mendoakan keselamatan kepadanya. Tak ada rasa tinggi hati atau bahkan rendah diri untuk melakukan hal tersebut.
5. SALING MENDAHULUI MENGUCAP SALAM KEPADA SESAMA SAUDARA MUSLIMNYA
“Sesungguhnya orang yang paling besar kecintaan dan ketaatannya kepada Allah swt adalah orang yang mendahului mengucapkan salam.” (HR Abu Dawud)
Rasulullah dalam keterangan ini menegaskan untuk sesama muslim tidak usah saling menunggu atau siapa yang lebih kaya dan miskin untuk mengucap salam.
Tapi segeralah siapapun untuk memulai. Semua sama dihadapan Allah dan rasulnya. Dalam hadits lain rasulullah juga menegaskan,
“Dari Abu Umamah ra, Rasulullah ditanya, ‘Ya Rasulullah, dua orang bertemu, siapa di antara mereka yang harus memulai sal;am?’ Rasulullah menjawab, ‘ Yang paling cinta dan taat kepada Allah swt.’” (HR Tirmidzi)



Previous Post Next Post