Perkara Seputar Sahur

Berikut ini pembahasan perkara seputar makan sahur puasa Ramadhan.

1. Hukum Sahur.

Hukum makan sahur adalah *sunnah,* berdasarkan hadits dari *Anas bin Malik,* ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِى السَّحُورِ بَرَكَةً

"Makan sahurlah kalian karena *dalam makan sahur terdapat keberkahan."* [Muttafaqun ‘alaih]

*Imam Nawawi* rahimahullah berkata: _"Para ulama telah bersepakat tentang *sunnahnya makan sahur* dan bukan suatu kewajiban."_ [Syarah Shahih Muslim 7/207]

*Penganjuran sahur sangat ditekankan* kepada kaum muslimin walau hanya dengan seteguk air, karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda: _*"Sahur adalah makanan yang penuh barakah. Maka janganlah kalian meninggalkannya* sekalipun salah seorang di antara kalian hanya minum seteguk air. Karena sesungguhnya *Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada orang yang makan sahur."*_ [HR. Ahmad no. 11101, dihasankan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahihu Jami’ish-Shaghiir no. 3683]

2. Keutamaan Sahur.

_*ⓐ Dalam sahur terdapat barakah*_

_*ⓑ Pujian Allah dan doa para malaikat terhadap orang-orang yang makan sahur*_

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى الْمُتَسَحِّرِينَ

_"Allah dan para malaikat bersalawat atas orang-orang yang bersahur."_ [Hadits Ibnu Umar ini di hasankan al-Albani dalam Shahîhut Targhîb wat Tarhîb no. 1066]

_*ⓒ Menyelisihi puasanya ahlul-kitaab*_

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda,

فَصْلُ مَا بَيْنَ صِيَامِنَا وَصِيَامِ أَهْلِ الْكِتَابِ أَكْلَةُ السَّحَرِ

_"Perbedaan antara puasa kita dengan puasanya Ahli Kitab terletak pada makan sahur."_ [HR. Muslim no. 1096]

```3. Waktu Sahur.```

*Disunnahkan untuk mengakhirkan waktu makan sahur sampai menjelang terbit fajar,* karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam *mengakhirkan sahur sampai menjelang shalat shubuh tiba.* Dijelaskan dalam hadits *Ibnu Abbas* radhiallahu ‘anhu dari *Zaid bin Tsabit* radhiallahu ‘anhu, beliau berkata,

تَسَحَّرْنَا مَعَ النَّبِيِّ ثُمَّ قَامَ إِلَى الصَّلَاةِ قُلْتُ كَمْ كَانَ بَيْنَ الْأَذَانِ وَالسَّحُورِ قَالَ قَدْرُ خَمْسِينَ آيَةً

_"Kami bersahur bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian beliau pergi untuk shalat." Aku *(Ibnu Abbas)* bertanya, "Berapa lama antara adzan dan sahur?" Beliau menjawab, *"Sekitar 50 ayat."*_ [HR. Bukhari dan Muslim]

```4. Bagaimana Jika Kita Sedang Makan Sahur, Namun Adzan Telah Berkumandang.```

Sebagian masyarakat berpandangan, jika kita sedang makan sahur dan adzan telah berkumandang, maka kita wajib berhenti dari makan dan minum dan memuntahkan/membuang apa-apa yang ada di dalam mulut kita. *Ini adalah pandangan yang keliru.* 

*Abu Hurairah* radhiallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِذَا سَمِعَ أَحَدُكُمُ النِّدَاءَ وَالْإِنَاءُ عَلَى يَدِهِ، فَلَا يَضَعْهُ حَتَّى يَقْضِيَ حَاجَتَهُ مِنْهُ

_"Jika salah seorang kalian mendengar panggilan (adzan) *sedangkan bejana (minumnya) ada di tangannya, maka janganlah ia meletakkannya hingga ia menunaikan keinginannya dari bejana (tersebut)."*_ [HR. Ahmad no. 10637 dan Abu Dawud no. 2350, hasan shahih. Lihat Shahih Sunan Abi Dawud 3/58]

*Pernah iqamah dikumandangkan sedangkan bejana masih di tangan Umar (bin Khaththab)* radhiallahu ‘anhu. Dia bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: _"Apakah aku boleh meminumnya?"_ Beliau menjawab: _*"Boleh."*_  Maka Umar pun meminumnya. [HR. Ibnu Jarir 3/527/3017 dengan dua sanad darinya, shahih. Lihat Silsilah Ash-Shahiihah no. 1394]

Bila *ditakdirkan* adzan telah dikumandangkan sedangkan kita masih bersantap sahur, maka *hendaklah kita selesaikan makan kita dengan tenang, tidak terburu-buru, baru kemudian shalat shubuh.* 

Dari penjelasan di atas, kebiasaan masyarakat mengumandangkan waktu imsak (dengan sirine, kentongan, bedug, atau ucapan) *sekitar 15 menit sebelum shubuh merupakan kebiasaan tanpa dalil yang kurang tepat. Selain tidak ada contohnya dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para shahabat, secara bahasa pun tidak dapat dibenarkan.* 

Karena *imsak* secara bahasa berarti menahan diri (untuk tidak makan dan minum). Sedangkan dalam Islam, waktu imsak itu sendiri adalah dengan terbitnya fajar (dikumandangkannya adzan shubuh). Adapun *waktu 15 menit sebelum shubuh masih merupakan waktu yang utama untuk melaksanakan makan sahur.* Sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. 

```5. Membangunkan Orang untuk Sahur?```

Ada satu sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang ditinggalkan oleh banyak kaum muslimin tentang hal ini, dan mereka menggantinya dengan sesuatu yang lain (yang bukan berasal dari beliau).¹

*Imam Bukhari* meriwayatkan sebuah hadits dari *‘Aisyah* radhiallahu ‘anha sebagai berikut:

أَنَّ بِلَالًا كَانَ يُؤَذِّنُ بِلَيْلٍ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: كُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى يُؤَذِّنَ ابْنُ أُمِّ مَكْتُومٍ، فَإِنَّهُ لَا يُؤَذِّنُ حَتَّى يَطْلُعَ الْفَجْرُ 

_"Sesungguhnya *Bilal adzan pada waktu malam.* Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Makan minumlah kalian sampai Ibnu Ummi Maktum adzan. Karena *dia tidak akan adzan kecuali setelah terbitnya fajar shadiq."*_ [HR. Bukhari no. 1819]

Dari *Ibnu Mas’ud* radhiallahu ‘anhu, bahwasannya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: _"Janganlah adzannya Bilal itu menghalangi salah seorang di antara kalian dari sahurnya. Karena *Bilal menyerukan adzan di malam hari supaya orang-orang yang shalat malam kembali beristirahat sejenak dan orang yang masih tidur segera bangun."*_ [HR. Bukhari no. 596 dan Muslim no. 1093]

Hadits di atas menjelaskan pada kita bahwa di jaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, adzan dilakukan dua kali. *Adzan pertama dilakukan saat fajar kadzib tiba (waktu utama melaksanakan sahur dimana orang-orang dibangunkan dari tidurnya -sepertiga malam terakhir-).* Sedangkan *adzan kedua dilakukan saat waktu shubuh tiba (fajar shadiq).*²

```6. Tamr adalah Sebaik-Baik Makanan untuk Sahur.```

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: 

نِعْمَ سَحُوْرُ الْمُؤْمِنِ التَّمْرُ

_"Sebaik-baik *makanan sahur* seorang mukmin adalah *tamr."*_ [HR. Abu Dawud no. 2345 dan Baihaqi 4/237. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud 2/55]

*Tamr adalah kurma kering yang telah masak dan berwarna coklat tua* (sebagaimana umum dijual di pasaran). 

```7. Tidak Tidur Setelah Shalat Shubuh.```

Para ulama telah menjelaskan tentang dibencinya tidur setelah shalat shubuh. Dalil yang mendasari itu adalah, Dari *Sakhr Al-Ghamidi* ia berkata, Telah bersabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:

اللَّهُمَّ بَارِكْ لأُمَّتِى فِى بُكُورِهَا

_"Ya Allah, *berkahilah bagi umatku pada pagi harinya."*_ [HR. Abu Dawud no. 2606, Ibnu Majah no. 2236, Ath-Thayalisi halaman 175, dan Ibnu Hibban 7/122. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud 2/124]

*Ibnul Qayyim* telah berkata tentang keutamaan awal hari dan makruhnya menyia-nyiakan waktu dengan tidur, dimana beliau berkata: _"Termasuk hal yang *makruh* bagi mereka yaitu orang shalih adalah *tidur antara shalat shubuh dengan terbitnya matahari, karena waktu itu adalah waktu yang sangat berharga sekali.* Terdapat kebiasaan yang menarik dan agung sekali mengenai pemanfaatan waktu tersebut dari orang-orang shalih, sampai-sampai walaupun mereka berjalan sepanjang malam mereka tidak toleransi untuk istirahat pada waktu tersebut hingga matahari terbit. Karena ia adalah *awal hari dan sekaligus sebagai kuncinya.* Ia merupakan waktu turunnya rizki, adanya pembagian, turunnya keberkahan, dan darinya hari itu bergulir dan mengembalikan segala kejadian hari itu atas kejadian saat yang mahal tersebut. Maka seyogyanya tidurnya pada saat seperti itu seperti tidurnya orang yang terpaksa."_ [Madaarijus-Saalikiin 1/459]

Hendaknya seorang muslim menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya di bulan Ramadhan. Setelah shalat shubuh, ia bisa menggunakannya untuk *berdzikir, membaca Al-Quran, atau kegiatan positif lainnya.* Dari *Anas bin Malik,* Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ صَلَّى الْغَدَاةَ فِى جَمَاعَةٍ ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللَّهَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِ حَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ . تَامَّةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ

_"Barangsiapa *shalat Shubuh berjamaah, kemudian duduk dan berdzikir kepada Allah hingga terbit matahari, kemudian ia shalat dua rakaat (yaitu shalat Dhuha/Isyraq),* ia akan memperoleh *pahala ibadah haji dan umrah, sempurna, sempurna, sempurna."*_ [HR. Tirmidzi nomor 586, hasan lighairihi. Lihat Shahih At-Targhib no. 464]

🔖 *Catatan kaki:* 
```1. Dengan cara berteriak-teriak, dimana perbuatan ini bisa mengganggu ketenangan seseorang yang mungkin sedang istrirahat atau beribadah.

2. Pada saat adzan pertamalah dikumandangkan bacaan tatswib (ash sholaatu khairumminan naum= “Shalat itu lebih baik daripada tidur”). Ibnu ‘Umar meriwayatkan: “Pada adzan pertama setelah membaca Hayya ‘alal-Falah, hendaknya membaca Ash- Sholaatu Khorum-Minan-Naum.” [HR. Baihaqi 1/423 dan Ath-Thahawi dalam Syarh Ma’anil-Atsar 1/82 dengan sanad hasan sebagaimana dinyatakan oleh Ibnu Hajar dalam Talkhiishul-Habiir 1/212. Lihat Tamaamul-Minnah hal. 146-147]```

والله أعلم… وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم. وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين

🗃 *Referensi:*
• Ensiklopedi Fiqh Praktis Menurut Al-Quran dan As-Sunnah. Karya Syaikh Husain bin 'Audah Al-'Awaisyah.
• Meneladani Rasulullah dalam Berpuasa & Berhari Raya. Karya Syaikh Ali bin Hasan & Syaikh Salim bin Ied al Hilali.

✒ _*Disusun oleh:* Akhukum Fillah Abu Muhammad Royhan hafidzahullah_

*----------•••●◆●•••----------*

💎 *Permata Sunnah*
🌐 *Web:* http://permatasunnah.com
📷 *Instagram:* https://www.instagram.com/permata.sunnah/

🛰 *Channel Telegram:* telegram.me/PermataSunnah
🅿 *Fanspage:* fb.me/GrupDakwahPermataSunnah

📡 Silakan disebar Artikel ini dengan tidak menambah dan mengurangi isi tulisan.

Previous Post Next Post